PENTINGNYA BAHASA ASING DI ERA MEA
Masyarakat ekonomi asia atau MEA
semakin hari semakin menjadi-jadi dalam ranah kehidupan kita yang haru skita
hadapi, jadi dalam menghadapi dunia globalisasi dalam konteks perdagangan yang
dalam hal ini masuk MEA, maka dengan itu juga budaya dan bahasa secara otomatis
menjadi masuk. Jadi bahasa sangat diperlukan untuk menghadapi MEA.
Dengan bahasa kita dapat melakukan
tawar-menawar barang dengan cara lebih lunak dan bisa mendapatkan kualitas dan
harga yang cukup relative miring. Semakin pentingnya penguasaan bahasa asing
dalam hal ini, maka wajib hukumnya penguasaan bahasa asing dalam menghilangkan
batas-batas antar Negara, wilayah maupun budaya.
Borderless world atau ketiadaan
batasan dunia menjadikan laju pertukaran informasi, pengetahuan, pertukaran budaya hingga
jual-beli semakin menjadi gaya hidup yang tidak dapat dipungkiri, dan
berlangsung secara pesatnya, dan dari pada itu semakin membangkitkan suatu
masyarakat untuk mempelajari bahasa asing.
Saya pernah mendengar dari seseorang
berkata “jika anda bisa marah dengan
bahasa asing, berarti anda telah menguasai bahasa tersebut”. Mungkin terdengar
sedikit lucu, namun pernyataan ini ada benarnya, mengapa? Karena dalam keadaan
marah seseorang tidak bisa mengucapkan sesuatu dengan perencanaan, yakni secara
responsive sesaat, bahwa apa yang ada di kepalanya akan diucapkan. Jadi masuk
akal bukan? Well. Sekali-kali cobalah pada diri anda. ^_^
Trik penguasaan bahasa asing apakah
itu? Bisa dimulai dari diri sendiri, karena tanpa adanya keinginan maka sesuatu
tidak akan terwujud, yakni alasan di belakang kenapa anda ingin menguasi bahasa
asing tersebut, atau disebut juga dengan factor pendorong. Factor pendorong
juga sangat berpengaruh dalam hal ini, ketika ada factor pendorong di balik
usaha it will be easier. Contoh orang ingin menguasa bahasa arab karena
kecintaannya pada budaya arab secara islami ataupun budaya yang ada, dengan
mempelajari kitab-kitab berbahasa arab. Yang lainnya ada yang ingin neguasai
bahasa jepang karena kecintaan pada anime ataupun manga. Ada lagi ada yang
menyukai bahasa perancis karena suka dengan budaya paris dan ingin pergi ke
paris. Jadi jika ada factor pendorong, usaha penguasaan bahasa asing akan
menjadi lancar.
Setelah keinginan, selanjutanya muka
badak dan keberanian dalam praktek. Banyak orang tidak kunjung bisa
menguasai bahasa asing dikarenakan malu, padahal praktek adalah manifestasi
dari pembelajaran itu sendiri, dan praktek adalah kunci utama seseorang bisa
menguasai bahasa asing. Keengganan tersebut mungkin dikarenakan budaya yang ada
di sekitar “malu dibilang sok pinter”, “malu dibilang sok arab atau sok inggris”, jadi why not
kalau kita dibilang sok arab??? Dengan kita menjadi sok arab, malah menjadikan
kita berbudaya dan dekat dengan arab atau bahasa itu sendiri. Jadi terdapat dua
mentalitas perlu dibenahi dalam hal ini, yakni mentalitas cemoohan orang dan
masyarakat, dan mentalitas terlalu perduli dengan cemoohan orang. Jadi Tell
Them, I don’t give a damn. Okey, sekali-kali bolehlah kita tidak perduli
dengan pendapat orang lain yang justru menyurutkan kita menuju ke arah yang
positif. We must go on.
Okey. Atas hal ini penting bagi kita
dalam belajar bahasa asing guna menghadapi MEA yang justru sangat pesat sekali
dalam lingkungan kita, kalau kita selalu malu dengan cemoohan orang, kapan kita
bisa maju dan ikut dalam MEA??? ^_^
***Sekian***
0 komentar: