ROMANTISME NAHWU SHOROF
Walau kata Cinta yang kuberikan berlafadz nakiroh (umum) tapi cintaku bermakna ma’rifat yang berarti tertuju khusus padamu ( dzikrul nakiroh wairódatul ma’rifah)
Cintaku tidak akan pernah berubah karena bukan suatu yang mu’rob (al-Mabni walaisa mu’rob)
Cintaku tidak butuh ta’wil karena bukan seperti masdar muawwal akan tetapi masdar shorih ( al- masdar al-shorih lá yahtáju bi al- Ta’wil)
Cintaku hanya terjadi satu kali karena ia seperti isim marrah (ismu al-Marroh yadullu ‘Ala marrotin wáhidatin)
Rasa sayangku padamu sudah masuk kategori jumlah mufîdah ( má afáda fáidatan tammatan yuhsinussukútu ‘alaiha)
Saat kamu bimbang ada orang lain selain dirimu sehingga ada istilah cinta segitiga Maka yakinlah pada akhirnya hanya satu yang kupilih ( al-Tanázu’ fi al-‘amal)
Tak usah kamu gelisah jikalau ada yang mencoba mencegah cinta kita, bukankah mubtada’ senantiasa bersama khobar (al-khobaru mutimmun li al-mubtada’)
Tak usah kamu tanya lagi dengan sebab apa aku mencintaimu karena (al-Jumlatu ba’da al-nakiroh fahuwa shifatun)
Cintaku itu untuk menjaga agama, diri, akal, keturunan dan harta Benda kita( Taqsímu al-khoms) inilah maf’ul-maf’ul Cintaku
Kalau kamu terus saja diam Saat kuungkapkan rasa Cintaku, apakah ini artinya setuju dalam diam maka inilah yang dinamakan ( i’rob mahalli)
Tak usah lagi mikirin pacarmu yang dulu karena yang berlaku itu cinta kita (Taqdímu al-Ittisal ‘Ala al-Infishol)
Kalau banyak juga yang masih merayu dirimu, aku minta kamu segera memakai metode (Aslan wai’lálan dan i’roban tamman) sehingga kamu tau mana yang tulus dan mana yang pupus
______________________________________
0 komentar: