RINDU

RINDU
 (Siti Khalimatus Sya’Adah)
            Cinta merupakan condongnya hati terhadap sesuatu yang terasa keindahannya, ketika kecondongan itu sudah terlalu kuat dan menggebu-gebu  artinya sudah sampai tingkatan rindu. Dengan demikian, tingkatan rindu berada diatas tingkatan cinta(hubb). Banyak cerita serta kisah yang menjelaskan tentang kedasyatan rindu seperti kisah Yusuf dan Zulaikha, Qais dan Laila.
Kisah Yusuf dan Zulaikha merupakan salah satu kisah rindu dan telah termaktub dalam QS. Yusuf: 24
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

[keterangan] Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata Dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu Dia jatuh ke dalam kemaksiatan.
            Bermula dari cinta Zulaikha yang timbul dari nafsu akhirnya Zulaikha dipisahkan dari Yusuf, namun ketika cinta mereka dikembalikan pada sang pemilik cinta maka setelah sekian lama mereka berpisah akhirnya dipersatukan oleh Allah. Namun, sikap Zulaikha berubah dalam sebuah syair:
Wahai Yusuf aku sudah mencintaimu jauh sebelum aku mengenal Dia. Namun ketika aku mengenalNya hatiku tak ada ruang lagimeletakkan cinta terhadap sesuatu yang lain selain Dia termasuk kamu. Dan aku tidak menghendaki ada ganti kecuali hanya Dia saja.”
Rindunya Zulaikha bukan untuk Yusuf namun untuk tuhannya Yusuf, subhanaAllah. Namun belum Maqom kita untuk rindu seperti rindunya Zulaikha pada sang khalik, namun bagaimana kita rindu pada kekasihNya terlebih dahulu dengan memperbanyak sholawat kepada nabi Muhammad SAW.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.(QS At Taubah:128)
Nabi muhammad SAW seorang yang hidup jauh dari masa kita namun diakhir hidupnya masih saja memikirkan kita umatnya. Dalam suatu hikayah dari Hasan, umat rosulullah selalu berkata “ Ya Muhammad, sungguh kami amat mencintai Tuhan kami”. Kemudian melalui Bisri al Haffi katanya, aku bermimpi melihat rosulullah beliau bersabda begini “hai bisri, apa kau tahu lantaran apa Allah mengangkat derajatmu lebih tinggi dibanding teman-temanmu!”
“tidak, ya rosullullah” kataku.
“ yakni dengnan pelayananmu terhadap orang-orang shaleh dan nasehatmu terhadap sesama kawan dan engkau memegang teguh sunnahku”
            Sabda nabi: “ barang siapa yang menghidup hidupkan sunahku, maka dia sungguh mencintaiku. Dan barang siapa yang mencintaiku kelak dia akan bersamaku.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: إِنَّ أَنْجَاكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَهْوَالِهَا وَمَوَطِنِهَا اَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً فِي دَارِ الدُّنْيَا.

“sesungguhnya orang mukmin yang paling selamat besuk dihari qiyamat dari huru hara dan lapangan qiyamat adalah orang yang paling banyak membaca sholawat kepadaku ketika masih hidup di dunia”
            Oleh karena itu, perbanyaklah sholawat kepada nabiyullah Muhammad SAW sebagai bukti rindu kita pada beliau, dan semoga kita dapat mendapatkan syafaat beliau serta dapat dipertemukan dengan beliau walaupun dalam mimpi. Aamiin.

Sumber:
Imam Ghozali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, (Surabya: Terbit Terang, _), 57.
Al Fariq Abd. Muhammad Rifa’I, Kunci Kebahagiaan, (Tuban: PP Manba’ul Huda,_), 31



0 komentar: