PENTINGNYA MENJAGA LISAN

PENTINYA MEJAGA LISAN
Lina Nur khoiriyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العلمين وبه نستعين على امورالدنيا والدين. الصلاة واسلام على اشرفالانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. اما بعد
Yang terhormat Ibu Nyai Siti Khodijah Al-Hafidzah beserta keluarga
Yang kami hormati segenap jajaran kepengurusan pondok pesantrenTahfizdul Qur’an Al Irsyad
Dan tak lupa teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita dapat berkumpul di majlis yang mubarok ini.
Ke dua kalinya, sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam islamiyah ini.
Diantara nikmat Allah Ta’ala yang paling besar manfaatnya kepada manusia adalah lisan (lidah) dan dua bibir. Allah Ta’ala mengingatkan kedua nikmat tersebut dalam firmanNya:
الم نجعل له عينين. ولسا نا وشفتين. (البلد )
Kita diberikan nikmat lisan oleh Allah, untuk kita gunakan dengan sebaik-baiknya seperti : membaca AlQur’an. Berdzikir, dan berucap yang sebaik-baiknya.Tahukah kalian, bahwa ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan mempengaruhi aktivitasnya, begitu pun sebaliknya.
Dari Muadz bin Jabal, Nabi bersabda :
هل يكتب الناس في النار على وجوههم او على مناخرهم ألا حصا ءد السنتهم
"tidaklah yang menyebabkan manusia menyungkurkan wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka kecuali akibat dari hidung mereka.
Coba kita hitung-hitung, berapa kali lisan ini digunakan untuk mengaji, untuk berdzikir dalam sehari. Bandingkan dengan yang kita gunakan untuk bergurau, mencela, atau berkata yang tidak berfaedah ? Allah berfirman :
ما يلفظ من قول ألا لديه رقيب عتيد (ق )
“tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”
Maksiat lisan yang pertama adalah Kadzib/Dusta. Apakah Kadzib/Dustaitu? Imam Al Mawardi berkata, “Dusta adalah penghimpun seluruh kejahatan dan pangkal setiap perbuatan tercela karena bisa mengakibatkan timbulnya namimah/adu domba,  sedangkan namimah melahirkan kebencian, dan kebencian akan membawa kepada permusuhan. Dan kalau sudah bermusuhan, sudah tentu tidak dirasakan lagi rasa aman dan tentram”. Oleh karena itulah dikatakan : “Barang siapa yang sedikit kejujurannya, maka sedikit pula temannya.”
Lalu, maksiat lisan yang kedua adalah Ghibah/menggunjing. Imam An Nawawi berkata, “Ghibah adalah membicarakan seseorang tentang hal yang tidak disukainya jika dibicarakan, baik berkaitan dengan badan orang itu, ibadahnya, keduniaannya, kepribadiannya, fisiknya, akhlaknya, hartanya, anaknya, istrinya, pembantunya, pakaiannya, gerakannya, raut mukanya, masam mukanya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan dirinya, baik menyebutkan secara langsung dengan kata-kata mau pun dengan isyarat dan atau kedipan mata.”
Dan maksiat lisan yang ketiga adalah Namimah/Mengadu Domba. Nabi SAW pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda; “Keduanya sedang disiksa, keduanya disiksa karena mengira bukan dosa besar”, Beliau melanjutkan sabdanya, “Padahal sebenarnya (dosa besar). Adapun salah satunya, ia pergi kesana kemari mengadu domba, sedangkan yang satu lagi tidak menjaga diri dari kencingnya.”
Mbak-mbak yang sholihah
Lantas bagaimana agar lisan kita selamat dari maksiat-maksiat tersebut?
Jagalah lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Manuk blekok menclok ning sawah
انظر ما قال ولا تنظر من قال
الا لقاء مع سلامه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركته



0 komentar: