PENTINGNYA MENJAGA LISAN

0 komentar
PENTINYA MEJAGA LISAN
Lina Nur khoiriyah

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العلمين وبه نستعين على امورالدنيا والدين. الصلاة واسلام على اشرفالانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى اله وصحبه اجمعين. اما بعد
Yang terhormat Ibu Nyai Siti Khodijah Al-Hafidzah beserta keluarga
Yang kami hormati segenap jajaran kepengurusan pondok pesantrenTahfizdul Qur’an Al Irsyad
Dan tak lupa teman-teman yang saya cintai dan saya banggakan
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga kita dapat berkumpul di majlis yang mubarok ini.
Ke dua kalinya, sholawat serta salam marilah kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam islamiyah ini.
Diantara nikmat Allah Ta’ala yang paling besar manfaatnya kepada manusia adalah lisan (lidah) dan dua bibir. Allah Ta’ala mengingatkan kedua nikmat tersebut dalam firmanNya:
الم نجعل له عينين. ولسا نا وشفتين. (البلد )
Kita diberikan nikmat lisan oleh Allah, untuk kita gunakan dengan sebaik-baiknya seperti : membaca AlQur’an. Berdzikir, dan berucap yang sebaik-baiknya.Tahukah kalian, bahwa ucapan yang keluar dari lisan seseorang akan mempengaruhi aktivitasnya, begitu pun sebaliknya.
Dari Muadz bin Jabal, Nabi bersabda :
هل يكتب الناس في النار على وجوههم او على مناخرهم ألا حصا ءد السنتهم
"tidaklah yang menyebabkan manusia menyungkurkan wajah-wajah mereka atau hidung-hidung mereka kecuali akibat dari hidung mereka.
Coba kita hitung-hitung, berapa kali lisan ini digunakan untuk mengaji, untuk berdzikir dalam sehari. Bandingkan dengan yang kita gunakan untuk bergurau, mencela, atau berkata yang tidak berfaedah ? Allah berfirman :
ما يلفظ من قول ألا لديه رقيب عتيد (ق )
“tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada disisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”
Maksiat lisan yang pertama adalah Kadzib/Dusta. Apakah Kadzib/Dustaitu? Imam Al Mawardi berkata, “Dusta adalah penghimpun seluruh kejahatan dan pangkal setiap perbuatan tercela karena bisa mengakibatkan timbulnya namimah/adu domba,  sedangkan namimah melahirkan kebencian, dan kebencian akan membawa kepada permusuhan. Dan kalau sudah bermusuhan, sudah tentu tidak dirasakan lagi rasa aman dan tentram”. Oleh karena itulah dikatakan : “Barang siapa yang sedikit kejujurannya, maka sedikit pula temannya.”
Lalu, maksiat lisan yang kedua adalah Ghibah/menggunjing. Imam An Nawawi berkata, “Ghibah adalah membicarakan seseorang tentang hal yang tidak disukainya jika dibicarakan, baik berkaitan dengan badan orang itu, ibadahnya, keduniaannya, kepribadiannya, fisiknya, akhlaknya, hartanya, anaknya, istrinya, pembantunya, pakaiannya, gerakannya, raut mukanya, masam mukanya dan hal-hal lain yang berkaitan dengan dirinya, baik menyebutkan secara langsung dengan kata-kata mau pun dengan isyarat dan atau kedipan mata.”
Dan maksiat lisan yang ketiga adalah Namimah/Mengadu Domba. Nabi SAW pernah melewati dua kuburan, lalu beliau bersabda; “Keduanya sedang disiksa, keduanya disiksa karena mengira bukan dosa besar”, Beliau melanjutkan sabdanya, “Padahal sebenarnya (dosa besar). Adapun salah satunya, ia pergi kesana kemari mengadu domba, sedangkan yang satu lagi tidak menjaga diri dari kencingnya.”
Mbak-mbak yang sholihah
Lantas bagaimana agar lisan kita selamat dari maksiat-maksiat tersebut?
Jagalah lisanmu, sempatkanlah berada di rumahmu dan tangisilah dosa-dosamu
Demikianlah yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Manuk blekok menclok ning sawah
انظر ما قال ولا تنظر من قال
الا لقاء مع سلامه
والسلام عليكم ورحمة الله وبركته



Read More »

RINDU

0 komentar
RINDU
 (Siti Khalimatus Sya’Adah)
            Cinta merupakan condongnya hati terhadap sesuatu yang terasa keindahannya, ketika kecondongan itu sudah terlalu kuat dan menggebu-gebu  artinya sudah sampai tingkatan rindu. Dengan demikian, tingkatan rindu berada diatas tingkatan cinta(hubb). Banyak cerita serta kisah yang menjelaskan tentang kedasyatan rindu seperti kisah Yusuf dan Zulaikha, Qais dan Laila.
Kisah Yusuf dan Zulaikha merupakan salah satu kisah rindu dan telah termaktub dalam QS. Yusuf: 24
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ
24. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata Dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya[750]. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu Termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.

[keterangan] Ayat ini tidaklah menunjukkan bahwa Nabi Yusuf a.s. punya keinginan yang buruk terhadap wanita itu (Zulaikha), akan tetapi godaan itu demikian besanya sehingga andaikata Dia tidak dikuatkan dengan keimanan kepada Allah s.w.t tentu Dia jatuh ke dalam kemaksiatan.
            Bermula dari cinta Zulaikha yang timbul dari nafsu akhirnya Zulaikha dipisahkan dari Yusuf, namun ketika cinta mereka dikembalikan pada sang pemilik cinta maka setelah sekian lama mereka berpisah akhirnya dipersatukan oleh Allah. Namun, sikap Zulaikha berubah dalam sebuah syair:
Wahai Yusuf aku sudah mencintaimu jauh sebelum aku mengenal Dia. Namun ketika aku mengenalNya hatiku tak ada ruang lagimeletakkan cinta terhadap sesuatu yang lain selain Dia termasuk kamu. Dan aku tidak menghendaki ada ganti kecuali hanya Dia saja.”
Rindunya Zulaikha bukan untuk Yusuf namun untuk tuhannya Yusuf, subhanaAllah. Namun belum Maqom kita untuk rindu seperti rindunya Zulaikha pada sang khalik, namun bagaimana kita rindu pada kekasihNya terlebih dahulu dengan memperbanyak sholawat kepada nabi Muhammad SAW.
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
128. sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin.(QS At Taubah:128)
Nabi muhammad SAW seorang yang hidup jauh dari masa kita namun diakhir hidupnya masih saja memikirkan kita umatnya. Dalam suatu hikayah dari Hasan, umat rosulullah selalu berkata “ Ya Muhammad, sungguh kami amat mencintai Tuhan kami”. Kemudian melalui Bisri al Haffi katanya, aku bermimpi melihat rosulullah beliau bersabda begini “hai bisri, apa kau tahu lantaran apa Allah mengangkat derajatmu lebih tinggi dibanding teman-temanmu!”
“tidak, ya rosullullah” kataku.
“ yakni dengnan pelayananmu terhadap orang-orang shaleh dan nasehatmu terhadap sesama kawan dan engkau memegang teguh sunnahku”
            Sabda nabi: “ barang siapa yang menghidup hidupkan sunahku, maka dia sungguh mencintaiku. Dan barang siapa yang mencintaiku kelak dia akan bersamaku.
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم: إِنَّ أَنْجَاكُمْ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ أَهْوَالِهَا وَمَوَطِنِهَا اَكْثَرُهُمْ عَلَيَّ صَلَاةً فِي دَارِ الدُّنْيَا.

“sesungguhnya orang mukmin yang paling selamat besuk dihari qiyamat dari huru hara dan lapangan qiyamat adalah orang yang paling banyak membaca sholawat kepadaku ketika masih hidup di dunia”
            Oleh karena itu, perbanyaklah sholawat kepada nabiyullah Muhammad SAW sebagai bukti rindu kita pada beliau, dan semoga kita dapat mendapatkan syafaat beliau serta dapat dipertemukan dengan beliau walaupun dalam mimpi. Aamiin.

Sumber:
Imam Ghozali, Rahasia Ketajaman Mata Hati, (Surabya: Terbit Terang, _), 57.
Al Fariq Abd. Muhammad Rifa’I, Kunci Kebahagiaan, (Tuban: PP Manba’ul Huda,_), 31



Read More »

ROMANTISME NAHWU SHOROF

0 komentar

Walau kata Cinta yang kuberikan berlafadz nakiroh (umum) tapi cintaku bermakna ma’rifat yang berarti tertuju khusus padamu ( dzikrul nakiroh wairódatul ma’rifah)

Cintaku tidak akan pernah berubah karena bukan suatu yang mu’rob (al-Mabni walaisa mu’rob)

Cintaku tidak butuh ta’wil karena bukan seperti masdar muawwal akan tetapi masdar shorih ( al- masdar al-shorih lá yahtáju bi al- Ta’wil)

Cintaku hanya terjadi satu kali karena ia seperti isim marrah (ismu al-Marroh yadullu ‘Ala marrotin wáhidatin)

Rasa sayangku padamu sudah masuk kategori jumlah mufîdah ( má afáda fáidatan tammatan yuhsinussukútu ‘alaiha)

Saat kamu bimbang ada orang lain selain dirimu sehingga ada istilah cinta segitiga Maka yakinlah pada akhirnya hanya satu yang kupilih ( al-Tanázu’ fi al-‘amal)

Tak usah kamu gelisah jikalau ada yang mencoba mencegah cinta kita, bukankah mubtada’ senantiasa bersama khobar (al-khobaru mutimmun li al-mubtada’)

Tak usah kamu tanya lagi dengan sebab apa aku mencintaimu karena (al-Jumlatu ba’da al-nakiroh fahuwa shifatun)

Cintaku itu untuk menjaga agama, diri, akal, keturunan dan harta Benda kita( Taqsímu al-khoms) inilah maf’ul-maf’ul Cintaku

Kalau kamu terus saja diam Saat kuungkapkan rasa Cintaku, apakah ini artinya setuju dalam diam maka inilah yang dinamakan ( i’rob mahalli)

Tak usah lagi mikirin pacarmu yang dulu karena yang berlaku itu cinta kita (Taqdímu al-Ittisal ‘Ala al-Infishol)

Kalau banyak juga yang masih merayu dirimu, aku minta kamu segera memakai metode (Aslan wai’lálan dan i’roban tamman) sehingga kamu tau mana yang tulus dan mana yang pupus
______________________________________

Read More »

Sejarah Ulama Thobaqat Syafi'i

0 komentar


Banyak orang yg mengaku bermadzhab Syafi'i.

Tapi ia tidak mengenal siapa Imam Syafi'i serta tidak mengenal seluk beluk madzhab Syafi'i.

Maka bila anda ingin mengenal biografi Imam Syafi'i dan sejarah serta keagungan Madzhab Syafi'i layak membaca kisah berikut ini.

Berikut ini adalah ulama dari jajaran Thobaqat Syafi'i Abad 3, dan berikut ini adalah sekelumit sejarah beliau-beliau :



Ulama-ulama tersohor pada masanya, dan masih terkenal hingga saat ini karena karangannya yang cukup populer.


- Sejarah Al-Imam Syafi'i (Wafat 204 H)

1. Al-Imam Al-Humaidi (wafat 219H)

2. Imam Ishaq bin Rahuyah (wafat 238H)
3. Imam Muhammad bin Syafi’i (wafat 240H)
4. Harmalah At-Tujibi (lahir tahun 166H – wafat tahun 243H)
5. Al-Imam Al-Karabisi (wafat 458H)
6. Al-Imam At-Tujibi (wafat 250)
7. Imam Bukhari (wafat 256H)
8. Az Za'faroni (wafat 260 H)
9. Imam Ahmad bin Syayyar Al-Marwazi (wafat 268H)
10. Imam Abu Daud (wafat 275H)
11. Abu Hatim Ar-Razi (wafat 277H)
12. Al-Imam Ad-Darimi (wafat 280H)
13. Imam Abu Ja’far At-Tirmizi (wafat 295H)
14. Al-Imam Al-Junaid Baghdad (wafat 298H)
15. Al Buwaiti (wafat 231 H)
16. Al Muzani (264 H)
17. Ar Rabi'i bin Sulaiman Al Muradi (wafat 270 H)

semoga bermanfaat...



Read More »

Terjemah(pegon) Balaghoh kitab Husnus Siyaghoh bab Ilmu Maani, klalam khabar, kalam insya'

0 komentar

﴿ علم المعاني ﴾

علم معاني ادالاه : علم أونتوك مغتاهوئي كأداأن / تيغكاه لفظ عرب يغ بيسا ميسوايكان دغان مُقَتَضَى الْحَال (تونتوتان كأداأن). دالام هال إيني ماكا بربيدا بنتوك كلام كارنا بربيدايا كأداأن(kondisi).
نحو :    ﴿ وَأنَّا لَا نَدْرِيْ أشَرٌّ أُرِيْدَ بِمَنْ فيْ الْأَرْضِ أَمْ أَرَادَ بهِمْ رَبُّهَمْ رَشَدًا

كتراغان : لفظ سبلوم "أَمْ" دان لفظ ستلاهيا ادالاه بنتوك كلام يغ بربيدا. كارنا كلام يغ فرتاما بروفا بنتوك مَبْنِيْ مَجْهُوْل "أُرِيْدَ", سداغكان كلام يغ كدوا أدالاه بنتوك مَبْنِيْ مَعْلُوْم "أَرَادَ".

كأداأن يغ منونتوت سفرتي إيتو أدالاه منسبةكان كبائيكان كفادا الله تعالى دي كلام يغ كدوا, دان منجكاه نسبة كجليكان كفادا الله تعالى دي كلام يغ فرتاما.

فمبهاسان علم معاني إيني تريغكاس دالام 6 باب :



﴿ الباب الأول : الخبر و الإنشاء ﴾
         
ستياق كلام إيتو أداكالايا خَبَرْ أتاو إنْشَاءْ.
·         خَبَرْ أدالاه : كلام يغ صح أونتوك دي كاتاكان قادا قغوجاقيا إيتو صَادِق (بنار) أتاو كَاذِب (بوهوغ).
نحو :    سَافَرَ مُحَمَّدٌ       عَلِيٌّ مُقِيْمٌ

·         إِنْشَاء أدالاه : كلام يغ تيداك صح دي كاتاكان قادا قغوجاقيا إيتو صَادِق أتاو كَاذِب.

مقصود دغان صِدْقُ الْخَبَر (كبناران خَبَر) إيتو كتيكا  مُطَابَقَتُهُ لِلْوَاقِعِ (سسواي دغان كياتاأن), دان دي كاتاكان كَذِبُ الْخَبَر (خبر بوهوغ) كتيكا تيداك سسواي دغان كياتاأن.

ماكا قادا جُمْلَة (كلام) " عَلِيٌّ مُقِيْمٌ" إيتو جيكا نِسْبَة كلام يغ دي فهمي (تتاقيا صفة "مُقِيْم" قادا "عَلِيّ") جيكا سسواي دغان كياتاأن ماكا دي كاتاكان صِدْقُ الْخَبَر, جيكا تيداك سسواي ماكا دي كاتاكان كَذِبُ الْخَبَر.

دان ستياق جملة (كلام) إيتو ممقويائي 2 رُكُن, ياإيتو :
1.      مَحْكُوْم عَلَيْه, دي سبوت دغان "مُسْند إِلَيْه" سقرتي :  فاعل, نائب الفاعل, مبتداء يغ مميليكي خبر
2.      مَحْكُوم بِه, دي سبوت دغان "مُسْنَد" سقرتي :  فعل, دان مبتداء يغ جوكوق دغان رَفَع يا.



﴿ الْكلَامُ عَلَى الْخَبَر ﴾

خبر إيتو أداكالايا جُملَة فِعْليَّة أتاو جُمْلَة اسْمِيَّة.
1-    جملة فِعْليَّة
جملة فِعْليَّة أدالاه جملة يغ دي فوغسيكان أونتوك ممبريكان فَائِدة سواتو كجاديان قادا زمن ترتنتو سرتا ريغكاس (تيداك بوتوه قرينة : سكاراغ, كمارين, أتاو بيسوك).

دان تركاداغ بر فائدة اسْتِمْرَارُ التَّجَدُّدِيّ (بر لاغسوغ تروس منروس سجارا برتاهاق) دي سبابكان أدايا قَرِيْنَة (indikasi) دغان شرط جيكا بروقا فعل مضارع. سقرتي شعر يغ دي أوجاقكان طَرِيْف بن تَمِيْم الْعَنْبَرِيْ :
أَوَكُلَّمَا وَرَدَتْ عُكَاظَ قَبِيْلَةٌ * بَعَثُوْا إِلَيَّ عَرِيْفّهُمْ يَتَوَسَّمُ

كتراغان : لفظ "يَتَوَسَّمُ" بروقا مُسْند فعل مضارع, دان ممقويائي فائدة اسْتِمْرَارُ التَّجَدُّدِيّ دغان قَرِينة  لَفْظِيَّة, يعني لفظ يغ منونجوككاك قغولاغان.

2-    جملة اسميّة
جملة اسميّة أدالاه جملة يغ دي فوغسيكان هايا مورني منتاقكان حكوم مُسْنَد دان مُسْنَد إِلَيْه. نحو :  الْعِلْمُ نَافِعٌ
سجارا أصل, خبر دي سامقايكان دغان توجوأن :
أ‌.        ممبري فائدة قادا مخاطب تنتاغ حكوم يغ تركاندوغ دالام جملة.      نحو : حَضَرَ الْأَمِيْرُ
كتراغان : كارنا كيتا برتوجوأن ميامقايكان قادا مُخَاطَب باهوا تتاقيا كداتاغان راجا تلاه ترجادي, دان سسواي كياتاأنيا.

ب‌.    ممبري فائدة باهوا مُتَكَلِّم مغتاهوئي خَبَر.         نحو : أَنْتَ حَضَرْتَ أَمْسِ
كتراغان : كداتاغان دان تلاه ترجادي مُخَاطَب دي كتاهوئي مُتَكَلِّم سبلوم دي بري تاهو.
         
حكوم يغ دي توجو قادا خَبَر دي سبوت "إفَادَةُ الْخَبَر", دشن مُتَكَلِّم يغ تلاه مغتاهوي خَبَر دي سبوت "لاَزِمُ الْفَائِدَة".



﴿ أَضْرُبُ الْخَبَرِ (ماجام - ماجام خبر) ﴾

سكيرايا توجوأن مُخْبِر(أوراغ يغ ميامقايكان خبر) إيتو بر فائدة قادا مخاطب, ماكا سبائيكيا كلام إيتو دي ريغكاس منوروت كادار كبوتوهان كارنا دي تاكوتكان ترجادي لَغْوٌ (كلام يغ سيا-سيا).

جيكا مُخَطب إيتو خَالِي الذِّهْنِ (أوراغ يغ هاتييا ترهيندار داري ممبناركان أتاو ميالاهكان خبر/ تيداك تاهو تنتاغ خبر) داري حكوم, ماكا خبر دي سامقايكان تانقا تَوْكيد. نحو : أَخُوكَ قَادِمٌ

جيكا مُخَطب إيتو أوراغ يغ راكو-راكو سرتا ايغين مغتاهوئي خبر, ماكا سبائيكيا دي تامباهي تَوْكِيد.
نحو : إِنَّ أَخَاكَ قَادِمٌ

دان جيكا مُخَطب إيتو أوراغ يغ إِنكَار ماكا واجب منداتاغكان خبر دغان 1 توكيد, 2 توكيد, أتاو لبيه برداساركان تيغكاتان إنكار.         نحو :         إِنَّ أَخَاكَ قَادِمٌ               إِنَّهُ لَقَادِمٌ           وَاللهِ إِنَّهُ لَقَادِمٌ

برداساركان بوتوه دان تيدك بوتوه توكيد, ماكا خبر دي باكي منجادي 3 ماجام سقرتي يغ تلاه كامو كتاهوي, ماكا بنتوك يغ قرتاما (تانقا توكيد) دي سبوت "ابْتِدَائِيّ", بنتوك يغ كدوا (1 توكيد) دي سبوت "طَلَبِيّ", دان بنتوك يغ كتيكا (واجب دغان 1توكيد,2توكيد, أتاو لبيه) دي سبوت "إِنْكَارِيّ".

لفظ توكيد(قغوات) أدالاه :
أ- إنَّ , أَنَّ                             د- حروف القَسَم : وَ, بِ, تَا, لَ                ز- التَّكْرِير(قغولاغان لفظ)
ب- لَامُ الابْتِدَاء                       ه- نون التوكيد :  ....نَّ,  ....نْ               ح- قَدْ (بنار-بنار)
ج- حروف التَّنْبِيْه : أَمَا , أَلَا                   و- حروف زائِدة : بِ زائدة                     ط- أّمَّا الشَّرْطِيَّة

دان جوكا ترماسوك لفظ توكيد :
- جملة اسمية, كارنا لبيه قوة داري جملة فعلية            – إِنَّمَا. نحو : إِنَّما خَالِد
- تَقْدِيْمُ الْفَاعِل الْمَعْنَوِيْ.  نحو : الْأَمِيْرُ حَضَرَ            – ضمير الْفَصل.  نحو : زَيْدٌ هُوَ الْقَائِمُ



﴿ الكَلام فِي الإنْشَاء ﴾

كلام إنشَاء إيتو أداكالايا طَلَبِيّ أتاو غَيْرُطَلَبِيّ.
أ‌.        إنْشَاء طَلَبيّ أدالاه : كلام يغ منونتوت قادا سسواتو يغ دي توجو يغ بلوم دي داقاتكان وقت قنونتوتان.
ب‌.    إنْشَاء غَيْر طَلَبيّ أدالاه : كلام يغ تيداك منونتوت قادا سسواتو يغ دي توجو يغ بلوم دي داقاتكان وقت قنونتوتان.

إنْشَاء طَلَبيّ ترداقات 5 قركارا : أمر (قرينتاه), نَهْي (لاراغان), اسْتِفْهَام (قرتاياأن), تَمَنِّيْ (برهاراق), نِدَاء (كاتا سرو / كاتا قاغكيلان).

1-   أمر (قرينتاه)
يعني : منونتوت قكرجاأن دغان بنتوك اسْتِعْلاع (مراسا تيغكي درجة يا).

أَمْرُ ممقوياهي 4 صيغة (بنتوك كلمة), يعني :
‌أ-       فعل الأمر. نحو :  (( خُذِ الْكِتَابَ بِقُوَّةٍ ))]مريم:12[
‌ب-   فعل مضارع يغ ترداقات  لام الأمر. نحو : (( لِيُنْفِقْ ذُوْ سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ))]الطّلاق:7[
‌ج-    اسم فعل الأمر.  نحو : حَيَّ عَلَى الْفَلاحِ
‌د-      مصدر يغ منجادي قغكانتي داري فعل أمر.  نحو : سَعْيًا فِيْ الْخَيْرِ

دان تركاداغ صيغة أمر إيتو كلوار داري معنى أسلي يا منجادي معنى يغ لائين يغ بيسا دي فهمي داري سِيَاقُ الْكَلَام (سوسونان كلام) دان قَرَائِن الأحْوَال (indikasi keadaan/sikon).  سقرتي :
‌أ-       الدعاء (منونتوت قكرجاأن دغان جارا مرنداه أتاو خُضُوع).  نحو : (( أَوْزِعْنِيْ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ))]النّمل:19[
‌ب-   الاِلْتِمَاس (منونتوت قكرجاأن دغان لمبوت, تانقا اِسْتِعْلاع دان خُضُوع, بائيك أونتوك يغ لبيه تيكي أتاو لبيه رنداه أتاو ساما درجة يا).  نحو:  أَعْطِنِيْ الْكِتَابَ
‌ج-    التَّمَنِّيْ (قرينتاه قركارا يغ دي سناغي تاقا صفة طَمَع).  نحو :
أَلَا أَيُّهَا اللَّيْلُ الطَّوِيْلُ أَلَا انْجَلِيْ * بِصُبْحٍ وَمَا الْإِصْبَاحُ مِنْكَ بِأَمْثَالٍ
‌د-      التَّهْدِيْد (أنجامان).  نحو : (( اعْمَلُوْا مَا شِئْتُمْ ))]حم سجدة:40[
‌ه-   التَّعْجِيْز (ملماهكان).  نحو :     يَالَبَكْرٍ أَنْشِرُوْا لِيْ كُلَيْبًا * يَالَبَكْرٍ أَيْنَ أَيْنَ الْفِرَارُ
‌و-     التَّسْوِيَّة (مياماكان).  نحو :  (( اصْبِرُوْا أَوْ لَا تَصْبِرُوْا ))]الطّور:16[

2-   نَهْي (لاراغان)
يعني : منونتوت منيغكالكان قكرجاأن دغان بنتوك اسْتِعْلاع (مراسا تيغكي درجة يا).

نَهْي ممقويائي 1 صيغة (بنتوك كلمة) يعني : -  فعل مضارع  يغ دي سرتاهي  لَا النَّاهِيَة. 
نحو :    (( وَلَا تُفْسِدُوْا فِيْ الْأِرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا ))]الأعراف:56[

دان تركاداغ صيغة نَهْي كلوار داري معنى أسلي يا منجادي معنى يغ لائين يغ بيسا دي فهمي داري مَقَام (كأداأن) دان سِيَاقُ الْكَلَام (سوسونان كلام). سقرتي :
‌أ-       الدُّعاء(منونتوت منيغكالكان قكرجاأن دغان جارا مرنداه أتاو خُضُوع).
نحو: (( فَلَا تُشْمِتْ بِيَ الْأَعْدَاءِ ))]الأعراف:15[
‌ب-   الاِلْتِمَاس (منونتوت منيغكالكان قكرجاأن دغان لمبوت, تانقا اِسْتِعْلاع دان مرنداهكان ديري).
نحو : لَا تَبْرَحْ مِنْ مَكَانِكَ حَتَّى أَرْجِعَ إِلَيْكَ
‌ج-    التَّمَنِّيْ (قرينتاه منيغكالكان قركارا يغ دي سناغي تانقا صفة طَمَع).
نحو :   يَالَيْلُ طُلْ يَا نَوْمُ زُلْ * يَا صُبْحُ قِفْ لَا تَطْلع
‌د-      التَّهْديْد (أنجامان), سقرتي قركاتاأنمو قادا قمبانتومو.  نحو : لَا تُطِعْ أَمْرِيْ




Read More »